LATAR
BELAKANG
Perkebunan teh merupakan salah satu
aspek dari sektor pertanian yang menguntungkan di Indonesia. Kebutuhan dunia
akan komoditas perkebunan sangat besar khususnya teh. Teh merupakan minuman
penyegar yang disenangi hampir seluruh penduduk di dunia. Bahkan minuman teh
sudah banyak sekali dijadikan minuman sehari-hari untuk diminum dipagi hari
bersama keluarga, ataupun sendiri.
Selain sebagai minuman yang
menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Teh
hitam dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camellia sinensis L) yang berupa
bubuk. Secara tradisional teh dibagi menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh
oolong, dan teh hitam.
Produk teh di Indonesia terdiri
dari dua macam yaitu teh hitam dan teh hijau. Perbedaan kedua macam teh
tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pengolahan. Dalam proses pengolahan teh
hitam memerlukan proses oksidasi enzimatis sedangkan teh hijau tidak memerlukan
proses oksidasi enzimatis.
Untuk mengikuti perkembangan
pasar/konsumen, yang beberapa tahun terakhir lebih menghendaki teh dengan
ukuran partikel yang lebih kecil (broken tea) dan cepat seduh (quick brewing).
Maka proses pengolahan teh hitam pada tahap penggilingan yang semula
menggunakan sistem orthodox murni sekarang berkembang menjadi orthodox
rotorvane. Penambahan alat rotorvane bertujuan agar proses penghancuran lebih
intensif teh yang dihasilkan memiliki ukuran partikel kecil yang lebih banyak.
PEMBAHASAN
Untuk melakukan penanaman teh yang
cukup banyak, dalam artian kita ingin membudidayakannya teh dengan
tujuan komersil, maka kita sebelumnya harus mengetahu tentang karakter tanaman
yang satu ini, supaya dalam proses budidaya teh atau menanam teh tidak
terjadi kesalahan yang patal yang mengakibatkan kerugian.
Ada beberapa hal yang dapat
menunjang untuk memaksimalkan budidaya teh
atau menanam teh ini, seperti iklim, tanah, pembibitan, penanaman, hama dan
penyakit, pemeliharaan, pemetikan, pengolahan dan ada beberapa hal lain yang
dapat memaksimalkan budidaya teh ini.
Iklim Pohon teh
walaupun dapat ditanam di dataran rendah hal ini kurang baik dibanding tanaman
teh yang ditanam di dataran tinggi. Karena pohon teh sangat membutuhkan curah
hujan yang cukup tinggi, yaitu, rata-rata per tahunnya 2000 mm – 2500 mm,
sedangkan untuk musim kemarau berkisar 100 mm.
Tanah Factor
tanah dalam pertumbuhan tanaman teh sama halnya dengan tanaman lain, yaitu
sesuatu yang sangat penting, karena itu sifat tanah harus yang subur, gembur,
dapat meresap air sampai dalam, dan sirkulasi air lancar.
PembibitanUntuk mendapatkan bibit teh yang baik, kita bisa mendapatkannya dari perkebunan-perkebunan pemerintah ataupun dari para petani teh. Tetapi bisa juga kita bibitkan sendiri dengan cara membiarkan tanaman yeh hidup dengan rimbun tanpa dipoyong, nantinya akan mengeluarkan biji yang bisa kitaambil untuk pembibitan
Bedengan The Penanaman biji yang telah retak dibedengan harus berjarak 4 x 4 cm, penanaman
dengan jarak itu bertujuan supaya akar dari bibit teh tidak melengkung. Cara
penanamannya : biji ditanam menghadap kebawah. Pemberian pasir yang agak tebal
dengan maksud agar akar-akar dapat tumbuh dengan baik dan menyusun. Setelah
akarnya tumbuh 3 sampai 5 cm, maka kecambah itu lalu kita pindahkan ke
persemaian.
Persemaian Sebelum bibit ditanam dikebun kita tanam terlebih
dahulu di persemaian, biasanya jarak
tanam bibit dipersemaian 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm, apabila bedengan
memiliki lebar 100 cm maka bedengan tersebut cukup 4 baris
Pemeliharaan Untuk pemeliharaan pada poho teh kita bagi menjadi 3
langkah:
- Pemangkasan pada pohon-pohon
teh dan perawatan luka-luka bekas pangkasan.
- Pengambilan hasil atau cara
memetiknya hingga mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya tanmpa
mempengaruhi keadaan dan kondisi pohon itu sendiri.
- Menjaga pohon teh supaya tidak
terserang penyakit atau hama. Apabila ada yang terserang segera berantas
atau obati.
Berdasarkan sifat fermentasinya,
dikenal beberapa macam jenis teh, yaitu:
*Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan penuh terjadi fermentasi (mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin dan thearubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.
Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan penuh terjadi fermentasi (mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin dan thearubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.
* Teh Oolong
Umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan aromanya di antara teh hitam dan teh hijau.
Umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan aromanya di antara teh hitam dan teh hijau.
* Teh Merah (Red Tea)
Di Afrika Selatan, teh merah adalah
sebutan untuk teh roibos, yang termasuk dalam golongan teh herbal.
Teh merah dihasilkan melalui proses semifermentasi.
* Teh Hijau (Green Tea)
Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia). Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya), karena itu selain warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relatif tinggi.
Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia). Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya), karena itu selain warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relatif tinggi.
* Teh Putih (White Tea)
Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga warnanya menjadi putih.
Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga warnanya menjadi putih.
* Teh Kuning (Yellow Tea)
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi
yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah
seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.
* Teh Bunga atau Teh Melati (Jasmine
Tea)
Teh hijau atau teh hitam yang
diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh
melati (Heung Pín dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang
merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati.
Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci
dan seruni.
Mutu teh merupakan kumpulan sifat
yang dimiliki oleh teh, baik sifat fisik maupun kimianya. Kedua sifat ini telah
dimiliki sejak masih berupa pucuk teh maupun diperoleh sebagai akibat teknik
penanganan dan pengolahan yang dilakukan.
Pemanenen Pemetikan dilakukan
tergantung pada cuaca, tumbuhan baru dapat dipetik dengan interval 7 - 12 hasi
selama musim pertumbuhan. Pemanenen teh membutuhkan banyak tenaga dan banyak
tenaga kerja intensif ( Antara dua sampai tiga ribu daun teh untuk memproduksi
hanya hanya 1 kilo teh yang belum terproses ) dan prosedur yang digunakan
memerlukan keahlian khusus
Poses produksi teh hitam
1.
Proses pemeliharaan pucuk basah
Daun teh dari perkebunan, dijaga
kadar airnya sampai di pabrik agar dapat menghasilkan mutu teh yang berkualias
tinggi.
2.
Proses pelayuan
Teh dilayukan selama 14-18 jam
secara merata, dan dibalik setiap 6 jam sekali. Pelayuan akan menurunkan kadar
air daun hingga 55-65%
3.
Proses penggilingan
Daun teh
digiling agar memar sehingga daun akan menggulung.
4.
Proses fermentasi
Daun teh yang
telah digulung dimasukkan dalam ruang fermentasi dan disimpan dalam rak-rak khusus
selama 45 menit- 4 jam sejak mulai daun digiling. Kelembaban udara yang
diperlukan adalah 98% dan suhu ruangan adalah 22OC. Tujuan
fermentasi adalah agar aroma, rasa dan warna teh menjadi lebih baik. Selama
proses ini enzym phenoloksidase yang berada pada jeringan epidermis akan
terdistribusi merata. Enzym ini akan membantu mempercepat proses oksidasi
phenol yang akan mengakibatkan warna daun menjadi kehitaman.
5.
Proses pengeringan
Teh dikeringkan
dalam suatu alat pengering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses
fermentasi pada mutu optimal dan membatasi kadar air teh kering agar tahan
lama. Kadar air yang dikehendaki untuk teh kering adalah 2-3%.
6.
Proses sortasi.
Sortasi dilakukan berdasarkan
tingkat kualitas teh yang dihasilkan selama pengolahan dengan memperhatikan
warna, rasa, aroma, dan keutuhan daun.
7.
Proses pengemasan
Teh dikemas dengan alumunium foil,
kertas atau pada skala bessar dikemas dengan menggunakan peti-peti khusus dan
siap dikirimkan kepada pengecer atau untuk diekspor ke luar negeri.
Prospek industri teh masa depan
cukup potensial, mengingat meningkatnya kecenderungan konsumsi teh di seluruh
dunia. Berbeda dengan kopi yang cenderung dianggap berbahaya, minuman teh
diyakini sebagai pencegah serangan jantung, mengendalikan kadar asam urat darah
dan menyegarkan konsumennya
Produksi Penurunan areal teh di
Indonesia telah mempengaruhi jumlah produksi teh nasional. Penurunan
pertumbuhan produksi teh pada tahun 2004 berkisar – 2,95%. Meski demikian, di
beberapa propinsi seperti Jawa Tengah, DIY dan Sumatera Barat, penurunan areal
tidak berpengaruh pada produksi mereka, bahkan produksi teh mengalami
peningkatan. Dalam hal produksi, Jawa Barat merupakan penghasil teh terbesar di
Indonesia. Propinsi ini menghasilkan 70% dari total produksi teh nasional.
Propinsi lain yang juga merupakan penghasil teh terbesar adalah Sumatera Utara
dan Jawa Tengah.
DAFTAR
PUSTAKA
(Sumber
: dari berbagai kumpulan artikel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar