Kamis, 26 Juni 2014

Makalah 'Peran Teknologi Pertanian'

TEKNOLOGI PERKEMBANGAN PERTANIAN  DI KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH


Oleh : Mella Nur Anissa
Nim: 13/352629/TP/10786
Universitas Gadjah Mada


Latar Belakang
Pertanian adalah merupakan salah satu usaha yang bisa menunjang kehidupan masyarakat dalam kehidupannya yang saat ini memang telah banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun masyarakat tingkat sedang. Namun, sebagian besar masyarakat kecil masih terhambat oleh kurangnya pengembangan teknologi yang memang sangat dibutuhkan sekarang sebagai pembantu dalam mengelolah lahan petanian maupun hasil-hasil pertanian. Keterbatasan inilah yang sekarang menjadi bahan untuk dipecahkan bersama-sama guna membantu para petani dalam mengembangkan usahanya dalam bertani.
Kemudian selain dari itu, pengembangan teknologi juga dibutuhkan sebagai pembaharuan dari usaha tani tradisional guna lebih meningkatkan lagi produktivitas hasil pertanian. Usaha yang telah dilakukan dalam mengembangkan usaha tani juga memang penting , karena pengembangan teknologi dalam bidang usaha pertanian ditujukan agar dapat membantu para petani dalam mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi sebagaimana yang diharapkan oleh semua petani.
Pengembangan teknologi dalam bidang pertanian tentunya harus dilakukan dengan memperhatikan sistem pertanian yang digunakan yang didalamnya mencakup berbagai macam cara dalam mengembangkan hasil pertaian selain dari teknologi. Pengetahuan yang seperti ini seharusnya menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha tani apabila kita ingin mendapatkan keuntugan yang besar.  Hal-hal yang seperti inilah yang seharusnya petani perhatikan terlebih dahulu ketika ingin memulai usaha tani agar tidak mendatangkan kerugian. Selain itu, peran pemerintah juga dibutuhkan guna memberi pengetahuan berupa sosialisasi ketika ada pengembangan metode pertanian maupun pengembangan alat-alat pertanian yang dapat membantu mengurangi beban para petani.
                                    
Rumusan Masalah                                                       
1. Bagaimanakah perkembangan teknologi pertanian yang ada di Kabupaten Purworejo ?
2. Perkembangan sistem pertanian apa saja yang ada di Kabupaten  Purworejo ?
3. Mengapa terjadi perkembangan pembangunan pertanian di kabupaten Purworejo?

Tujuan
Meningkatkan  sarana dan prasarana dalam perkembangan pertanian di Kabupaten Purworejo.


Perkembangan Teknologi Pertanian di Kabupaten Purworejo
Dalam proses perkembangan tidak terlepas dari visi pertanian Indonesia. Visi pertanian Indonesia adalah menjadi pertanian tangguh dan modern yang berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global. Selain itu, perkembangan pertanian tidak lepas dari sejarah perkembangan dari masyarakatnya zaman dahulu hingga sekarang :
1.                  Era pertanian dahulu: masih dengan sistem nomaden yaitu masyarakatnya dalam pemenuhan hidupnya sehari-hari masih menggunakan sistem berburu  dan semi nomaden yaitu masyarakatnya sudah mulai bercocok tanam dan juga masih menggunakan sistem berburu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
2.                  Era pertanian modern : pertanian yang sudah mengalami kemajuan dan perkembangan. Hal ini dapat dilihat dengan adanya berbagai terobosan-terobosan dan teknologi-teknologi baru.
Kemudian dalam proses perkembangan pertanian di Kabupaten Purworejo ada tiga pola pertanian yang saling berpengaruh, antara lain yaitu :
1.                  Pertanian konvensional : Pertanian ini  mengandalkan input dari luar sistem pertanian, berupa energi, pupuk, pestisida untuk mendapatkan hasil pertanian yang produktif dan bermutu tinggi.
2.                  Pertanian Konservasi  : pertanian yang mengandalkan dan berusaha mempertahankan kelestarian alam. Petani pada pertanian konservasi biasanya lebih mengutamakan kelestarian dan biasanya produktivitas rendah.
3.                  Pertanian Teknologi Tinggi : pertanian ini memerlukan input tinggi, baik berupa teknologi, bahan-bahan kimia maupun energi. Pada pertanian teknologi tinggi ini dilakukan oleh pemodal besar karena biaya pertanian untuk cukup besar.

Di Kabupaten Purworejo terdapat berbagai macam sistem pertanian
Dalam setiap sistem memiliki tingkat efisiensi teknologi yang berbeda-beda yaitu :
1.                  Sistem ladang : belum berkembang, pengelolaan sangat sedikit,  produktivitasnya tergantung lapisan humus awal.
2.                  Sistem tegal pekarangan : di lahan kering , pengelolaannya masih rendah , terdapat tanaman campuran, baik tahunan maupun musiman
3.                  Sistem sawah : teknik budidaya tinggi , sistem pengelolaan yang sudah baik (tanah, air dan tanaman), stabilitas kesuburannya lebih baik.
4.                  Sistem perkebunan : khusus tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan-bahan yang dapat diekspor, tingkat manajemen sudah maju. 

Pembangunan Pertanian di kabupaten Purworejo
Pembangunan pertanian merupakan salah satu hal yang dicapai ketika perkembangan pertanian terlaksana. Pembangunan pertanian  di kabupaten Purworejo terjadi pembangunan karena berkembangnya pertanian dicapai melalui pembangunan yang berkelanjutan. Dalam pembangunan pertanian harus ditentukan arah yang jelas agar mudah dalam pencapaian tujuan pembangunan tersebut. Arah pembangunan pertanian yaitu:
1.      Peningkatan produksi pertanian
Arah ini harus dilakukan karena ini merupakan salah satu tujuan dari pembangunan pertanian yaitu meningkatkan produksi pertanian. Dengan peningkatan produksi  pertanian maka secara tidak langsung meningkatkan pembangunan pertanian tersebut. Maka harus dilakukan hal-hal khusus untuk meningkatkan produksi pertanian agar laju pembangunan semakin cepat.
2.      Peningkatan pendapatan usaha tani
Dalam pembangunan pertanian harus dicapai peningkatan pendapatan usaha tani, karena ketika pendapatan pertanian meningkat maka perkembangan pertanian akan semakin meningkat.
3.      Peningkatan kesejahteraan dan taraf  hidup petani
Saat kesejahteraan dan taraf hidup petani meningkat maka akan banyak yang berminat di pertanian dan perkembangan pertanian akan berjalan. Saat banyak yang berminat karena kesejahteraan dan taraf hidup petani terjamin maka akan banyak yang berpartisipasi dan pembagunan akan berlangsung.
4.      Penyediaan lapangan dan kesempatan kerja
Salah satu arah pembangunan yaitu menyediakan lapangan kerja. Pembangunan pertanian yang akan meluaskan lapangan pekerjaan juga akan membutuhkan pekerja sehingga secara langsung meningkatkan penyediaan lapangan kerja.

Selain itu harus diperhatikan sumber daya pertanian yang dapat mempercepat pembangunan pertanian, SDM tersebut meliputi:
1.    Pemerintah Pusat
2.    Pakar Perguruan Tinggi
3.    Mahasiswa
4.    Penyuluh Pertanian, dan
5.    Petani


Kesimpulan
Bahwa perkembangan pertanian terdiri atas dua macam yaitu masyarakat dahulu dan masyarakat modern. Di  Purworejo terdapat tiga pola perkembangan pertanian yaitu : Pertanian Teknologi Tinggi, Pertanian Konservasi dan Pertanian konvensional. Perkembangan pertanian di Puworejo sekarang ini masih belum maksimal dikarenakan SDM perkembangan pertanian di Purworejo  masih kurang professional dan kurang adanya sinergi antar sumber daya manusia. Akan tetapi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan sarana prasarana dalam dan pendidikan di bidang pertanian agar menciptakan SDM yang lebih berkualitas.
Saran
Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan sarana prasarana dalam pendidikan di bidang pertanian agar menciptakan SDM yang lebih berkualitas agar perkembangan pertanian di Purworejo lebih maju dan pembangunan pertanian semakin pesat.


Essay Integrated Farming di Lembah Hijau-Solo

latar belakang
Sektor  pertanian merupakan sektor yang penting karena memiliki kontribusi besar pada PDRB dan menyerap banyak tenaga kerja. Meskipun begitu ternyata pertanian belum dapat mensejahterakan orang-orang yang bekerja di dalamnya. Upah tenaga kerja y ang didapat oleh pelaku pertanian saat  masih sangat rendah dibawah 6 juta perpekerja pertahun atau sekitar Rp 500.000,00 perbulan. Penghasilan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan hidup petani.
Rendahnya pendapatan petani dikarenakan kurang baiknya on farming dan off farming . Dari segi on farming dapat dilihat lahan pertanian yang dimiliki seorang petani biasanya hanya sekitar 880 m2. Sempitnya lahan pertanian tersebut karena jumlah lahan pertanian yang semakin menurun sementara jumlah petani semakin menurun. Selain itu, produktivitas lahan pertanian yang kurang optimal menyebabkan hasil panen sangat minim. Produktivitas yang rendah tersebut karena sistem pertanian yang masih menggunakan cara tradisional dan penggunaan pupuk berlebihan yang semakin lama semakin menurunkan kesuburan tanah pertanian. Sementara dari segi off farming, keberadaan industri pengolahan hasil pertanian masih sedikit. Komoditas pertanian selama ini selalu dijual tanpa melalui pengolahan lebih lanjut sehingga nilainya masih rendah.
Dari latar belakang tersebut terdapat masalah yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani terutama secara ekonomi. Masalah utama yang dihadapi oleh petani adalah sempitnya lahan pertanian dan kurangnya variasi komoditas pertanian. Penyelesaian masalah dapat dilakukan dengan menggunakan konsep integrated farming dimana hasil pertanian dapat lebih ditingkatkan.
pembahasan
Integrated farming merupakan salah satu konsep pelaksanaan pertanian. Integrated farming memungkinkan petani mendapatkan berbagai keuntungan dari alam dan ekologi dan bertentangan dengan pemakaian bahan kimia Sustainable integrated farming sistems terdiri dari banyak aspek seperti produksi organik, bisnis yang terintegrasi vertikal, manajemen rantai penawaran, dan menciptakan citra produk untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan Integrated farming merupakan gabungan dan perluasan dari intensifikasi dan diversifikasi pertanian dimana integrated farming menerapkan prinsip penggunaan lahan seoptimal mungkin dengan menganekaragamkan produk pertanian. Produk pertanian yang dimaksud disini bukan hanya dari pertanian nabati tapi juga hewani (ternak).
Pada integrated farming diusahakan semua sumber daya yang ada dapat terpakai semua dan tidak ada yang menjadi limbah tidak berguna. Pertanian yang dilakukan menggunakan sistem organik dimana pertanian tidak menggunakan obat kimia sama sekali.
di lembah hijau ini terdapat 500 ekor, untuk program KUPN untuk diseluruh Indonesia, tapi kebanyakan dari jawa tengah dan jawa timur,. lembah hijau ini didirikan oleh bapa soeharto. bibit usaha pembibitan sapi program dar pemerintah yang diatur peternakan pertanian oleh pak suswono, ia adalah bapak menteri.
pada waktu kami mengungjungi lembah hijau ternah sudah dikosongkan karena menghimpun untuk investor. mudah-mudahan pada tahun 2015 nanti suda diisi sekitar 800 ekor rencananya. dilembah hijau ini tetap menngunakan teknologinya. teknologi pemeliharaan ternk dan teknologi pengolahan pakan ternak.
usaha lembah hijau ini intinya adalah bukan usaha peternakan ini dari usaha lembah hijau ini adalah produksi probiotik namanya yaitu starbio. mungkin disini kalian sudah banyak tau ya tentang probiotik  ini . probiotic ini adalah campuran pakan ternak untuk meningkatkan daya cerna untuk ternak sapi dan unggas
dari beberapa turunan starbio itu ada target yaitu untuk :
1.   decomposer pembuatan pupuk organic dan fungsinya untuk mempercepat proses dekomposisi,
2.  starbio super yaitu untuk daerah perikana darat. teknologi geologi treatment. menggunakan pupuk organic dan ditambah dengan starbio super.
3.  starbio gas (starbio standar) yaitu untuk mengurangi sapiteng (kotoran manusia) dan kotoran hewan. nanti satu kg starbiogas akan terurai mejadi air. nanti akan meresap kedalam tanah. kalo sapi tidka bisa terurai didalam tanah karena ini adlaah organic.
nah turuann lainnya vitamin mineral. itulah yang diperlukan dproduksi kita memang khususnya dipakan ternak.
dari turunan starbio ada decomposer itu ita tempatkan produksinya untuk usaha pembuatan pupuk organic. pengolahan limbah dari limbah letong sapi kita campur dengan beberapa bahan lainnya. sapi disini mempunyai emas yang berbedabeda emas merah yaitu dagingnya, emas putih yaitu susunya, emas biru yaitu bigasnya, dan emas hitam.
kalo ada sapi 5-10 ekor itu dengan pakan rumput hijauan, kta bisa potong rumput setiap hari, mungkin dengan tenaga pekerja 2-3 tenaga pekerja. unutk usaha sapi yang sampai ratusan bahkan ribuan, teknologi yang kita gunakan yaitu dengan fermentasi jerami.
apa itu fementasi jerami? fermentasi jerami adalah pengoahan limbha  jerami padi dari sawah , itu kita yang atur dengan ditumpuk-tumpuk dengan ditambahkan starbio dengan campuran ureata. itu rata-rata per ton jerami itu perlu 6 kg urea dan 6 kg starbio kitatutup kita tabor dengan r ata. itu minmal tingginya 1 meter. itu nanti kita biarkan selama 21 hari itu nanti sudah jadi. fermentasi jerami nanti sudah siap diberikan peternak sapi atau kambing sebagai penganti bahan penghijauan. penggganti rumput jadi tidka perlu ngarit lagi atau potong rumput lagi setiap hari.
itu jerami nantinya bisa kita simpan bisa bertahan sampai 2,5 tahun kalo hujan, panas tidak perlu jerami, tidak usah ngarit lagi cukup dikasih jerami fermenasi aja, tapi itu menurut sapinya. karena sapinya sudah merasakan enaknya fermentasi jerami.
setelah dianalisis tingkat proetein sapinya menigkat 9-12 % dan daya cernanya akan semakin renyah, dan intinya lebih hemat tenaga kerja, menigkatkan kualitas pakan dan mengingkatkan daya cerna sapi.nah sapi itu terdiri dari peternakan, pengolahan limbah ternak dan perikanan.
nah dari pengenmbangan pupuk organiknya kita akan menanam pangan , aneka macam buah-buahan, perkebunan, dan holtikultura. jika ternak sapi dikasih makan hijauan maka baunya akan menyengat dan kita tidak tahan dengan baunya itu.
teknologi biogas it dalah yaitu sapiteng berbentuk gunun banyak yang berbentuk angsa supaya gasna itu tidak bisa keluar karena tutup oleh air. teknik biogas ini air dicampur air letong kita siramkan kita masukan kedalam reactor.  nah reactor ini nanti kita biarkan beberapa hari, misalnya 32 hari, dan beratnya kita tamping diatasnya. reactor bagian atas kita salurkan ita beri peralon atau pipa kita salurkan untuk kedalam permukaan .
nah untuk teknologi yang lebih maju karena unutk volume total dari kran itu kita gunakan untuk bisa masak langusng dan bia digunakan unnutk bahan bakar lainnya. jika dengan mesin diesel masih diperlukan dengan teknologi lagi diberi  saluran penghantar, kalo langsung ke kompor gas itu bisa langusng digunakan untuk masak. 

Essay Kebun Teh Kemuning-Solo

LATAR BELAKANG
Perkebunan teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang menguntungkan di Indonesia. Kebutuhan dunia akan komoditas perkebunan sangat besar khususnya teh. Teh merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir seluruh penduduk di dunia. Bahkan minuman teh sudah banyak sekali dijadikan minuman sehari-hari untuk diminum dipagi hari bersama keluarga, ataupun sendiri.
Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Teh hitam dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh (Camellia sinensis L) yang berupa bubuk. Secara tradisional teh dibagi menjadi tiga jenis yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam.
Produk teh di Indonesia terdiri dari dua macam yaitu teh hitam dan teh hijau. Perbedaan kedua macam teh tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pengolahan. Dalam proses pengolahan teh hitam memerlukan proses oksidasi enzimatis sedangkan teh hijau tidak memerlukan proses oksidasi enzimatis.
Untuk mengikuti perkembangan pasar/konsumen, yang beberapa tahun terakhir lebih menghendaki teh dengan ukuran partikel yang lebih kecil (broken tea) dan cepat seduh (quick brewing). Maka proses pengolahan teh hitam pada tahap penggilingan yang semula menggunakan sistem orthodox murni sekarang berkembang menjadi orthodox rotorvane. Penambahan alat rotorvane bertujuan agar proses penghancuran lebih intensif teh yang dihasilkan memiliki ukuran partikel kecil yang lebih banyak.
PEMBAHASAN
Untuk melakukan penanaman teh yang cukup banyak, dalam artian kita ingin membudidayakannya teh dengan tujuan komersil, maka kita sebelumnya harus mengetahu tentang karakter tanaman yang satu ini, supaya dalam proses budidaya teh atau menanam teh tidak terjadi kesalahan yang patal yang mengakibatkan kerugian.
Ada beberapa hal yang dapat menunjang untuk memaksimalkan budidaya teh atau menanam teh ini, seperti iklim, tanah, pembibitan, penanaman, hama dan penyakit, pemeliharaan, pemetikan, pengolahan dan ada beberapa hal lain yang dapat memaksimalkan budidaya teh ini.
Iklim Pohon teh walaupun dapat ditanam di dataran rendah hal ini kurang baik dibanding tanaman teh yang ditanam di dataran tinggi. Karena pohon teh sangat membutuhkan curah hujan yang cukup tinggi, yaitu, rata-rata per tahunnya 2000 mm – 2500 mm, sedangkan untuk musim kemarau berkisar 100 mm.
Tanah Factor tanah dalam pertumbuhan tanaman teh sama halnya dengan tanaman lain, yaitu sesuatu yang sangat penting, karena itu sifat tanah harus yang subur, gembur, dapat meresap air sampai dalam, dan sirkulasi air lancar.

PembibitanUntuk mendapatkan bibit teh yang baik, kita bisa mendapatkannya dari perkebunan-perkebunan pemerintah ataupun dari  para petani teh. Tetapi bisa juga kita bibitkan sendiri dengan cara membiarkan tanaman yeh hidup dengan rimbun tanpa dipoyong, nantinya akan mengeluarkan biji yang bisa kitaambil untuk pembibitan
Bedengan The Penanaman biji yang telah retak  dibedengan harus berjarak 4 x 4 cm, penanaman dengan jarak itu bertujuan supaya akar dari bibit teh tidak melengkung. Cara penanamannya : biji ditanam menghadap kebawah. Pemberian pasir yang agak tebal dengan maksud agar akar-akar dapat tumbuh dengan baik dan menyusun. Setelah akarnya tumbuh 3 sampai 5 cm, maka kecambah itu lalu kita pindahkan ke persemaian.
Persemaian Sebelum bibit ditanam dikebun kita tanam terlebih dahulu di persemaian, biasanya jarak  tanam bibit dipersemaian 15 x 20 cm atau 20 x 20 cm, apabila bedengan memiliki lebar 100 cm maka bedengan tersebut cukup 4 baris
Pemeliharaan Untuk pemeliharaan pada poho teh kita bagi menjadi 3 langkah:
  1. Pemangkasan pada pohon-pohon teh dan perawatan luka-luka bekas pangkasan.
  2. Pengambilan hasil atau cara memetiknya hingga mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya tanmpa mempengaruhi keadaan dan kondisi pohon itu sendiri.
  3. Menjaga pohon teh supaya tidak terserang penyakit atau hama. Apabila ada yang terserang segera berantas atau obati.

Berdasarkan sifat fermentasinya, dikenal beberapa macam jenis teh, yaitu:

*Teh Hitam (Black Tea)
Teh hitam mudah dikenali di pasaran karena warnanya hitam dan paling luas dikonsumsi. Dalam proses pengolahan diberi kesempatan penuh terjadi fermentasi (mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga hampir semua kandungan tanin terfermentasi menjadi theaflavin dan thearubigin) yang akan merubah warna daun teh dari hijau menjadi kecoklatan dan dengan proses pengeringan berubah menjadi hitam.

* Teh Oolong
Umumnya diproduksi dari tanaman teh yang tumbuh di daerah semi tropis. Prosesnya sama seperti teh hitam, namun proses fermentasinya hanya sebagian (lebih singkat sekitar 30-70% dan perubahan berlangsung setengah sempurna sehingga masih mengandung sebagian tanin dan beberapa senyawa turunannya) sehingga warna dan aromanya di antara teh hitam dan teh hijau.

* Teh Merah (Red Tea)
Di Afrika Selatan, teh merah adalah sebutan untuk teh roibos, yang termasuk dalam golongan teh herbal. Teh merah dihasilkan melalui proses semifermentasi.

* Teh Hijau (Green Tea)
Daun teh tidak diberi kesempatan fermentasi (hampir tidak mengalami proses perubahan kimia). Biasanya pucuk teh diproses langsung dengan panas/steam untuk menghentikan aktivitas enzim sehingga sama seperti raw leaf (daun teh awalnya), karena itu selain warnanya masih hijau juga masih mengandung tanin yang relatif tinggi.

* Teh Putih (White Tea)
Merupakan jenis teh terbaik karena untuk mendapatkannya, hanya diambil dari satu pucuk tiap satu pohon, yakni pucuk tertinggi dan utama. Kandungan antioksidan paling tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga warnanya menjadi putih.

* Teh Kuning (Yellow Tea)
Sebutan untuk teh berkualitas tinggi yang disajikan di istana kaisar atau teh yang berasal dari daun teh yang diolah seperti teh hijau tapi dengan proses pengeringan yang lebih lambat.

* Teh Bunga atau Teh Melati (Jasmine Tea)
Teh hijau atau teh hitam yang diproses atau dicampur dengan bunga. Teh bunga yang paling populer adalah teh melati (H­eung Pín dalam bahasa Kantonis, Hua Chá dalam bahasa Tionghoa) yang merupakan campuran teh hijau atau teh oolong yang dicampur bunga melati. Bunga-bunga lain yang sering dijadikan campuran teh adalah mawar, seroja, leci dan seruni.

Mutu teh merupakan kumpulan sifat yang dimiliki oleh teh, baik sifat fisik maupun kimianya. Kedua sifat ini telah dimiliki sejak masih berupa pucuk teh maupun diperoleh sebagai akibat teknik penanganan dan pengolahan yang dilakukan.

Pemanenen Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca, tumbuhan baru dapat dipetik dengan interval 7 - 12 hasi selama musim pertumbuhan. Pemanenen teh membutuhkan banyak tenaga dan banyak tenaga kerja intensif ( Antara dua sampai tiga ribu daun teh untuk memproduksi hanya hanya 1 kilo teh yang belum terproses ) dan prosedur yang digunakan memerlukan keahlian khusus 

Poses produksi teh hitam
1.                  Proses pemeliharaan pucuk basah
Daun teh dari perkebunan, dijaga kadar airnya sampai di pabrik agar dapat menghasilkan mutu teh yang berkualias tinggi.


2.                  Proses pelayuan
Teh dilayukan selama 14-18 jam secara merata, dan dibalik setiap 6 jam sekali. Pelayuan akan menurunkan kadar air daun hingga 55-65%
3.                  Proses penggilingan
Daun teh digiling agar memar sehingga daun akan menggulung.

4.       Proses fermentasi
Daun teh yang telah digulung dimasukkan dalam ruang fermentasi dan disimpan dalam rak-rak khusus selama 45 menit- 4 jam sejak mulai daun digiling. Kelembaban udara yang diperlukan adalah 98% dan suhu ruangan adalah 22OC. Tujuan fermentasi adalah agar aroma, rasa dan warna teh menjadi lebih baik. Selama proses ini enzym phenoloksidase yang berada pada jeringan epidermis akan terdistribusi merata. Enzym ini akan membantu mempercepat proses oksidasi phenol yang akan mengakibatkan warna daun menjadi kehitaman.
5.      Proses pengeringan
Teh dikeringkan dalam suatu alat pengering. Tujuannya adalah untuk menghentikan proses fermentasi pada mutu optimal dan membatasi kadar air teh kering agar tahan lama. Kadar air yang dikehendaki untuk teh kering adalah 2-3%.
6.      Proses sortasi.

Sortasi dilakukan berdasarkan tingkat kualitas teh yang dihasilkan selama pengolahan dengan memperhatikan warna, rasa, aroma, dan keutuhan daun.
7.      Proses pengemasan
Teh dikemas dengan alumunium foil, kertas atau pada skala bessar dikemas dengan menggunakan peti-peti khusus dan siap dikirimkan kepada pengecer atau untuk diekspor ke luar negeri.
Prospek industri teh masa depan cukup potensial, mengingat meningkatnya kecenderungan konsumsi teh di seluruh dunia. Berbeda dengan kopi yang cenderung dianggap berbahaya, minuman teh diyakini sebagai pencegah serangan jantung, mengendalikan kadar asam urat darah dan menyegarkan konsumennya



Produksi Penurunan areal teh di Indonesia telah mempengaruhi jumlah produksi teh nasional. Penurunan pertumbuhan produksi teh pada tahun 2004 berkisar – 2,95%. Meski demikian, di beberapa propinsi seperti Jawa Tengah, DIY dan Sumatera Barat, penurunan areal tidak berpengaruh pada produksi mereka, bahkan produksi teh mengalami peningkatan. Dalam hal produksi, Jawa Barat merupakan penghasil teh terbesar di Indonesia. Propinsi ini menghasilkan 70% dari total produksi teh nasional. Propinsi lain yang juga merupakan penghasil teh terbesar adalah Sumatera Utara dan Jawa Tengah.

DAFTAR PUSTAKA
(Sumber : dari berbagai kumpulan artikel)