Jumat, 22 November 2013

Esai dulu, sekarang, dan masa depan

Nama saya Mella Nur Anissa, saya lahir pada tanggal 22 maret 1995 di sebuah perkampungan kecil yang berada di sebelah selatan Propinsi Jawa Tengah, Lebih tepatnya Kabupaten Purworejo, kecamatan purworejo, dan desa butuh. Saya dilahirkan dari keluarga yang cukup bahagia dari satu pasangan yaitu dari bapak  Drs. H Turmuji dan ibu Dra. Siti Nuryati kedua orang tua saya yang membuat saya semangat, dan termotivasi untuk melakukan hal – hal yang berguna dan juga mencapai cita – cita yang saya inginkan. Ayah saya bekerja sebagai PNS dan ibu saya bekerja sebagai guru swasta di Jakarta. saya anak pertama dari tiga bersaudara, saya mempunyai adik laki-laki dan perempuan, adik saya laki-laki bernama Jimy Riki Riandani yang sudah duduk dibangku SMA dan adik saya yang perempuan yang bernama Fadhila Mecca Putri ia masih kecil dan sekarang sudah duduk di bangku sekolah pertamanya yaaitu TK.
          Saya mengawali pendidikan melalui sekolah TK (taman kanak-kanak) yang bernama TK islam al-hidayah banyak prestasi yang saya raih semasa saya TK diantaranya yaitu saya pernah menjuarai lomba menari yang di adakan di Jakarta utara tepatnya di ancol saya mendapatkan juara 2 dan saya pernah menjuarai lomba giling kentang, saya mendapatkan juara 2 juga dan masih banyak lagi yang saya juarai seperti anak yang berprestasi. Akhirnya di rumah saya banyak piala yang saya dapatkan dari hasil juara lomba dimasa TK.
          Di saat saya menduduki bangku sekolah dasar (SD) saya bersekolah di SDN 12 Bintaro pagi Jakarta selatan. jarak antara sekolah dan rumah lumayan jauh sehingga saya melampauinya dengan kendaraan sepeda motor, di pagi hari saya di antarkan oleh ayah saya dan pulangnya saya di jemput oleh ojek saya. banyak prestasi yang saya raih dimasa sekolah dasar, diantaranya saya pernah menjuarai membaca puisi antar siswa-siswa yang di sekolah saya dan saya mendapatkan juara pertama, senang rasanya bisa mendapatkan juara pertama karena bisa mendapatkan piala untuk di rumah dan saya juga memenangi lomba busana muslim antar siswa di sekolah saya dan saya mendapatkan juara tiga karena saingan dari sekolah saya adalah kakak-kakak kelas saya dan saya mewakilkan dari kelas saya dan disetiap semesternya saya mendapatkan juara kelas dan di waktu saya kelas enam saya mendapatkan peringkat pertama hati saya merasa senang karena bisa mendapat juara pertama di kelas semasa saya bersekolah di bangku sekolah dasar. Dan dimasa SD juga saya pernah merasakan PERSAMI (perkemahan sabtu-minggu) di saat itu saya menjadi ketua kelompok di grup pramuka, tetapi di saat jurit malam saya tidak berani bejalan paling depan dan akhirnya temen sekelompok sayalah yang menggantikan posisi ketua disaat jurit malam.
          Selama enam tahun bersekolah di sekolah dasar, alhaamdulillah saya sudah lulus dari SD  dan saya melajutkan sekolah saya ke skeolah menengah pertama di SMPN 177 jakarta selatan saya bisa masuk ke SMP 177 karena pada tahun saya itu harus melalui tes ujian masuk SMP dan belum ada UN SD jadi saya bisa masuk ke SMP memlaui tes, dan Alhamdulillah saya lolos dan di terima di SMPN yang saya inginkan. Di saat saya duduk di bangku sekolah menengah pertama  saya pernah mendapatkan juara kelas dan saya pernah menjuari pelombaan membuat teks puisi dan saya mendapatkan juara tiga dan saya juga pernah mengikuti exkul paskibra tapi karena makin lama saya makin ga  kuat karena latihan yang terlalu berat akhirnya saya pun mengundurkan diri dari exkul paskibra. di masa saya bersekolah menengah pertama di setiap tahunnya sekolah saya mengadakan perpisahan di saat saya kelas satu perpisahan di adakan di rekreasi wisata jaya ancol dan kami ber senang-senang di dufan (dunia fantasi) itu pertama kalinya saya bermain dan mengunjungi wisata dufan. dan perpisahan di waktu kelas dua di adakan di daerah bandung dan sekolah kita mengungjungi wisata tangkuban perahu, dll dan kami berbelanja untuk membeli oleh-oleh di daerah chiamplas di sana banyak sekali pedagang kaki lima dan toko-toko berderetan sama seperti kaya di jogja itu malioboro. di saat perpisahan kelas tiga di adakan di bandung juga tapi kali ini kita menginap di penginapan hotel berbintang tiga. itulah pengalaman yang mengesankan di saat daya duduk di bangku SMP.
          Setelah saya lulus di SMP saya melanjutkan sekolah di sekolah menengan atas di SMAN 47 jakarta selatan saya bisa diterima di SMAn 47 karena nilai UN SMP saya, Alhamdulillah saya bisa berkumupul sama teman-teman dekat dari SMP saya jadi saya tidak khawatir sendirian di SMA itu. di saat SMA saya berganti-ganti exkul pertama saya pernah mgnikuti exkul rohis, kedau saya pernah mengikuti PMR dan ketida saya pernah mengikuti fabavossa (paduan suara). tetapi semua itu tidak pernah sampai selesai karena saya merasa terlalu berat untuk saya  ikuti semua jadinya saya pilih PMR karena saya senag di bidang kesehatan dan menolong orang. di saat saya duduk di bangku SMA sekolah saya mengadakn study tour ke Jogjakarta dan sekolah saya berencana mengunjungi perguruan tinggi negri ternama yaitu universitas gadjah mada. perasaan saya sennag sekali rasanya bisa mengunjungi perguruan tinggi nomor satu di Indonesia. banyak pengalaman yang saya dpaatkan di saaat saya duduk di bangku SMA.
Setelah saya lulus dari bangku SMA saya melanjutkan berkuliah di universitas gadjah mada , perguruan tinggi negri yang saya dambakan , yang saya inginakn sejak saya duduk di bangku SMA dan alhamudlillah setelah banyak rintangan yang saya lalui saya bisa berkuliah di PTN yang saya inginkan. dan saat ini saya sudah berada di Jogjakarta saya disini bertempat tinggal di jalan kaliurang saya berkost  di jl swakarya gang udan emas no 67, saya tau tempat kost ini karena banyak dari asal SMA saya yang mengekost disini. di kost ini saya sudah menemukan banyak teman-teman baru dari berbagai daerah sehingga makin lama saya di sini saya  bisa bebahasa jawa karena saya masih sedikit mengerti bahasa jawa tetapi teman-teman disini telah banyak mambantu saya untuk belajar bahasa jawa dan temen-teman baru di kost saya alhamdulilah ramah, baik dan mau membantu saya di saat saya meminta pertolongan dari mereka.  di kost saya yang sefakultas saya cuma ada satu orang dan yang lainnya dari berbagai fakultas di UGM dan kami saling membantu sama lain karena semua di kost saya ini adlaah MABA UGM dan yang paling seru itu rata-rata mabanya itu dari jalur mandiri sama seperti saya.
Menurut teman – teman saya, saya adalah pribadi yang pendiam namun menyenangkan karena banyak yang mengatakan bahwa mereka nyaman berteman dengan saya dan saya pun menyadari hal tersebut. Saya adalah pendengar yang baik, saya sering dijadikan tempat curhat oleh teman-teman saya. Saya terkesan pemalu dan lebih cuek bila baru mengenal seseorang, namun itu hanyalah gambaran sementara, setelah jauh mengenal saya, pasti semua hal yang dikatakan tersebut akan berbanding terbalik. Terkadang dalam suatu obrolan yang ramai saya lebih suka diam dan memperhatikan teman-teman saya, dan sesekali menyampaikan sesuatu. Saya cukup mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sehingga saya cepat dengan mudah mendapatkan pertemanan. sering juga saya merasa bosan apabila mendapatkan hal-hal yang tidak berubah dalam suatu lingkungan, ataupun situasi yang membuat saya bosan ( hal menunggu itulah yang membuat saya bosan ).

Di masa yang akan datang saya bercita-cita ingin menjadi dewan direktur di depantemen pertanian, semoga setelah saya berkuliah di UGM ini bisa mebuat saya mempunyai skill untuk bekerja di departemen pertanian  dan saya ingin selalu membanggakan kedua orang tua saya dan saya ingin membahagian kedua orang tua saya yang telah membimbing saya sampai seranag ini. dan nantinya inysallah saya dan keluarga ingin pergi ke tanah suci mekkah (haji) karena saya ingin pergi ke tanah suci bersama keluarga karena berterima kasih atas perjuangan kedua orang tua saya yang telah membiayayai sekolah saya sampai saya sukses seperti masa depan saya.

Esai Hari Tani

Hari ini adalah tanggal 24 September, dan di setiap tanggal 24 september ada hari peringatan nasional petani Indonesia dan sejarahnya pada tanggal 24 september pada tahun 1960, Tanggal 24 September 1960 UU Pokok Agraria dibuat. Itulah babak baru tentang pentingnya peran dan posisi petani. Dan tanggal itu kini diperingati sebagai Hari Tani Nasioanal. Namun, tidak sedikit petani Indonesia yang masih menjerit. Ini sungguh ironi, terutama ketika peringatan Hari Tani Nasional sudah ke-53. 
Presiden Soekarno menetapkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan UUPA 1960. Penetapan UUPA dapat dipandang sebagai tonggak sejarah paling penting dalam sejarah agraria di Indonesia. Struktur agraria warisan feodalisme dan kolonialisme di masa-masa awal revolusi kemerdekaan yang masih menjadi problem pokok yang membelenggu kaum tani Indonesia pada saat itu, oleh pemerintahan Soekarno berupaya dirombak, salah satunya melalui penetapan UUPA 1960. Kalau kita membuka literatur-literatur yang menjelaskan sejarah kelahiran UUPA 1960, maka akan terlihat dengan jelas, bahwa cita-cita yang melandasi ditetapkannya UUPA tidak lain untuk menciptakan pemerataan struktur penguasaan tanah yang diyakini akan mengangkat penghidupan kaum tani Indonesia. Bahkan, program landreform (pembaruan agraria) yang menjadi substansi dalam UUPA 1960, oleh Bung Karno sendiri dalam banyak kesempatan, selalu disebut sebagai satu bagian mutlak dari Revolusi Indonesia !. Atas dasar komitmen itu pula Bung Karno kemudian, melalui Keputusan Presiden No. 169 Tahun 1963, menetapkan hari kelahiran UUPA 1960 sebagai Hari Nasional Petani Indonesia.
apa yang penting dari peringatan Hari Tani Nasional? Pertama, semangatnya bahwa pertanian itu penting. Berbicara pertanian adalah berbicara soal pangan. Bung Karno bilang, “pangan adalah soal hidup dan mati.” Coba bayangkan jika para petani mogok menanam padi satu musim saja. Petanilah yang memberi makan dunia. Pangan menjadi isu utama di abad ini selain energi dan perubahan iklim. Populasi manusia di planet bumi kini mencapai 7 milyar jiwa. Dan diprediksi meningkat menjadi 9,5 milyar pada 2050. Penduduk Indonesia saja sudah 237 juta jiwa dan jika tidak dikendalikan bakal merangkak naik menjadi 475 juta jiwa pada 2054. Maka konsekwensinya, mau tak mau negara harus menyediakan pangan untuk penduduknya. Kedua, Hari Tani Nasional harus menjadi refleksi untuk evaluasi.
Apa saja yang sudah kita dapati? Sejatinya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Seperti masalah kerawanan pangan, perubahan iklim global, kekeringan, dan impor bahan pangan. Tak ketinggalan adalah swasembada pangan berkelanjutan dan diversifikasi pangan. Terkait dengan Hari Tani Nasional adalah melakukan reforma agraria.
kemudian, apakah para petani sudah sejahtera? secara umum kebijakan pemerintah belum bisa mengangkat nasib petani, apalagi nelayan. petani Indonesia belum menerima perlindungan yang layak, terlebih terhadap serbuan produk impor. Kemudian dari segi anggaran dan permodalan, pemerintah dinilai masih belum memberikan harapan yang sesuai untuk petani. Maka menjadi wajar jika Hari Tani Nasional selalu ditanggapi dengan aksi. Protes di sana-sini. Ini karena kebijakan pemerintah yang masih setengah hati pro petani.
. Bila UUPA lima puluh tahun lalu memperlihatkan bagaimana petani penggarap oleh Negara didahulukan dalam usaha memajukan kesejahteraan rakyat, kini demikian pula Negara atau pemerintah dituntut langkah-langkah dan terobosan yang kongkret dalam usaha memajukan kehidupan kaum taninya.
Kaum tani Indonesia tentu tidak tinggal diam dan terus didesak kalah oleh kepentingan-kepentingan neoliberal. Karena itu berbagai wadah persatuan kaum tani perlu didirikan dan aktif  dalam persatuan perjuangan melawan penjajahan baru: neoliberalisme.
Usaha penjajahan baru neoliberalisme ini memperlihatkan bagaimana perusahaan besar baik yang bergerak di bidang, perkebunan, tambang dan lain-lain semakin leluasa menjarah tanah-tanah petani sementara Negara tampak tak berpihak kepada petani ketika terjadi konflik antara perusahaan besar dengan petani. Dengan penghapusan berbagai subisidi, khususnya di bidang pertanian, hilangnya perlindungan pasar terhadap produk-produk pertanian dalam negeri dan tanpa dukungan infrastruktur dan teknologi pertanian, Negara pun semakin abai terhadap peningkatan sumber daya produktif kaum tani dan justru berposisi menghancurkan daya produktif dan kreatif petani nasional di tengah sistem pasar bebas yang didukung pemerintah. Masih, di tengah situasi yang tidak berpihak kepada kaum tani Indonesia itu, kaum tani Indonesia juga  dihadapkan pada Perubahan iklim akhir-akhir ini yang mengganggu pola tanam dan dapat menyebabkan kegagalan produk pertanian akibat perubahan cuaca yang ekstrem yang bisa mendorong bencana banjir dan sebagainya.
Peningkatan jumlah penduduk, konversi lahan untuk pemukiman dan industri, perubahan iklim menjadi tantangan bagi pengembangan sektor pertanian, perikanan dan kelautan serta kehutanan. Namun demikian peningkatan ketersediaan pangan melalui sektor pertanian, perikanan dan kelautan serta kehutanan, harus tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem dan ramah lingkungan serta tidak mengancam keanekaragaman hayati.
Disamping itu ketahanan pangan nasional suatu negara berbasis sumberdaya lokal juga menghadapi tantangan di era globalisasi dan perdagangan bebas, dimana produk pangan impor membanjiri pasar konsumen. Apabila hal ini dibiarkan maka kerawanan pangan akan menjadi lebih rentan, bukan hanya diakibatkan oleh bencana alam namun juga faktor lainnya seperti inflasi dan kenaikan harga produk pangan impor yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan dan daya beli masyarakat dalam negeri. Oleh karena itu optimalisasi sumber daya lokal sangat diperlukan untuk mencapai kemandirian pangan.
Kerjasama dan sinergitas diantara berbagai stakeholder sangat diperlukan, dalam peningkatan produksi pangan yang bergizi dan berkelanjutan, untuk pemenuhan pangan secara nasional, yang pada akhirnya juga dapat berkontribusi terhadap pemenuhan pangan dunia.

Esai perjuangan masuk UGM

Di awal  aku duduk di bangku SMA aku merasa bangga karena aku diterima di SMAN Jakarta, apalagi SMA ku ini tergolong SMAN favorite di Jakarta selatan tepatnya di tanah kusir. SMA ku ini adalah SMAN 47 JAKARTA SELATAN. 
       Alhamdulillah aku bisa membanggakan kedua orang tuaku, di smaku ternyata untuk kkmnya delapan semua hemmmm rasanya aku  harus benerbener  berjuang untuk mendapatkan nilai yang terbaik di smaku. pada saat mengambil rapot semester satu (ganjil ) Alhamdulillah aku bisa mendapatkan nilai di atas delapan, dan pada saat di pertengahan semester dua (genap) di sekolahku didatangkan oleh kakak-kakak alumni smaku mereka datang dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia mereka datang untuk mempresentasikan atau memepromokan perguruan tinggi mereka masing-masing, dan di sekolahku juga ada stand-stand perguruan tinggi agar kita bisa melihat-lihat lebih lama perguruan tinggi tersebut dan bisa menannyakan kepada kakak-kakak tentang perguruan tinggi yang ada di stand tersebut. Aku dan teman-temanku untuk pertama kalinya kita  keliling melihat-lihat stand tersebut dan kami tertarik untuk mengunjungi stand pertama yaitu stand nya Perguruan Tinggi negeri Universitas Gadjah Mada, entah mengapa aku ingin sekali melihat stand Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada mungkin karena banyak kakak-kakak alumni di smaku banyak yang di terima di perguruan tinggi Universitas Gadjah Mada jadinya aku ingin sekali mengunjungi stand Universitas Gadjah Mada. Di stand Universitas Gadjah Mada , teman-temanku dan aku banyak menanyakan bagaimana si kuliah di ugm itu? biayanya berapa si kuliah di ugm itu? dan kakak-kakak dari ugm pun menjawab kuliah di ugm itu seru dee, enak lho bisa hidup hemat, blajar mandiri, dan biaya hidup disana terjangkau ga seperti di Jakarta, dan kamipun di beritahu oleh kakak-kakak dari ugm besaran biaya uang kuliah di ugm itu seberapa besar, dan jurusan apa saja yang ada di UGM itu,  dan temenku megajakku untu berkunjung ke stand-stand perguruan tiggi negeri lainnya tetapi hatiku masih ingin mendapat penjelasan bagaimana kuliah di unversitas gadjah mada, tapi yasudahlah aku pikir aku masih duduk di bangku sma kelas 1 pikirku aku belum saatnya mengenal kuliah itu bagaimana.
         Pada saat mengambil rapot semester dua (genap) aku degdeg kan karena ayahku ingin sekali aku di jurusan IPA, dan  ternyata aku di terima di jurusan IPA aku senang sekali bisa masuk dijurusan IPA karena bisa memilih perguruan tinggi lebih banyak dan bias mendaftar ke perguruan tinggi diknas. pada saat aku  sudah duduk di bangku sma kelas 2 aku sudah disuruh oleh guru bimbingku memilih perguruan tinggi mana yang akan di ambil nanti dan jurusan apa yang di ambil nanti, semenjak itu aku sering menanyakan perguruan tinggi negri yang ada di Indonesia oleh alumni dari smaku.
Di awal semester genap, sekolahku mengadakan study banding ke Yogyakarata dan akan mengunjungi Perguruan Tinggi Negri Universitas Gadjah Mada, perasaan ku senang sekali rasanya mengunjungi perguruan tinggi yang aku inginkan, pada saat aku study tour temen-temen  sekelas aku sebus dan temen sebangku ku itu namanya Icha , 
sesampainya di jogja kami pun berkunjung ke Universits Gadjah Mada, aku dan temantemanku berfoto-foto didepan Grha Sabha Pramana (GSP).  pertama kalinya aku melihat Universitas Gadjah Mada rasanya hatiku bergetar dan aku pun sangat menginginkan melanjutkan kuliahku di sana, dan ternyata temanku Icha juga punya rasa yang sama dengan yang aku rasakan kita berdua berkeinginan untuk berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Aku dan icha pun mengkhayal jika kita kuliah di UGM pasti ntar ngekost bareng, ke kampus bareng , makan bareng emmmm rasanya aku sama icha udah kaya anak kuliah di UGM.
di awal aku kelas 3 sma aku udah mulai bingung akan memilih jurusan apa yang tepat untukku dan masa depanku karena di semester dua nanti kami akan di datakan untuk mendaftar snmptn dan aku pun banyak menanyakan beberapa jurusan kepada alumni smaku, dan aku mancari informasi dari internet jurusan apa saja yang ada di universitas gadjah mada dan aku mempunyai gambaran jurusan apa yang akan aku pilih. Awalnya aku memilih jurusan keperawatan yang ada di UGM aku memilih itu karena aku ingin kuliah di bidang kesehatan, namun setelah aku mendengar lebih jauh bagaimana di keperawatan dan apa saja yang kita pelajari itu aku jadi berubah pikiran dan aku pun mencari-cari jurusan apa  saja yang tepat buatku.
Ke esokannya guru ku yang di bidang akademik mengumpulkan anak-anak kelas 3 dan kami pun diberi arahan untuk mengisi biodata untuk jalur SNMPTN dan ke esokannya aku menanyakan kepada kedua orang tuaku untuk kesepakatan mengisi apa saja yang aku pilih di jalur snmptn di situ aku terdesak karena papaku mengingkan aku di IPB sedangkan ibuku terserah pada pilihanku karena menurut papaku kalo mau milih jurusan pertanian mendingan yang dekat saja di ipb tetapi aku tidak mau ipb hatiku  ingin berkata ugm yang aku mau dan aku pun agak kesal dengan keputusan papaku tapi aku tak bisa berbuat apa-apa karena pilihan jurusan snmptn sudah dituliskan oleh papaku dan akupun berharap agar aku tidak diterima di ipb karena aku sangat menginkan kuliah di UGM
Pada saat pengumuman snmptn aku merasa sangat sedih karena di sisi lain temantemanku sudah diterima di pergurua tinggi negeri dan sahabtku icha ternyata dia sudah diterima di universitas gadjah mada, awalnya aku ngiri terhadap icha tapi semakin lama aku buang rasa iriku dengan semangat belajarku untuk mendapatkan universitas gadjah mada dengan berjuang di sbmptn dan pada saat aku memilih jurusan di jalur sbmptn papaku sudah merelakan aku untuk memilih UGM dan ibuku selalu mendoakan aku yang terbaik  aku pun menjadi semangat belajar agar aku nantinya bias diterima di universitas gadjah mada.
Disaat aku menunggu pengumuman hasil sbmptn aku sering melihat web universitas gadjah m ada dan ternyata aku melihat pendaftaran jalur mandiri itu sudah di buka dan aku pun langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti jalur mandiri karena ada lokasi yang di Jakarta kedua orang tuaku setuju untk mengikuti tes mandiri ugm. Dan ternyata untuk mengikuti ujian mandiri ugm itu harus verifikasi dan membayar biaya tambahan karena aku dijkarta jadi tambahanku jadi seratus ribu rupiah. pada saa perjalanan menuju SMA labschool untuk membayar tamabahan dan verifikasi aku dan papaku terjebak hujan yang sangat deras   tetapi papaku tetap melanjutkan perjalanan untuk menuju ke rawamangun dan akupun menjadi semngat untuk menuju ke rawamangun walaupun didalam kondisi hujan deras. Dan untungnya sesampainya aku di rawamangun di sana tidak hujan dan disana kering sekali Alhamdulillah jalanku untuk menuju ugm dipermudah oleh Allah SWT.  Dan pada saat aku tes mandiri ugm di SMA PB Cijantung papaku ternyata puasa untuk mendoakan aku agar aku bisa diterima di ugm rasanya hatiku bergetar dan aku memohon kepada allah SWT agar di permudahkan menuju Universitas yang aku inginkan.
Disaat aku membuka pengumuman sbmptn aku udah punya rasa keyakinan yang besar kalau aku pasti diterima di Universitas Gadjah mada tapi sayang aku belum lolos untuk menuju universitas yang aku ingikan di jalur sbmptn aku pun sedih  dan aku menangis seharian karena aku udah putus asa  tetapi keua orang tuaku mengasih semangat untukku karena masih ada pengumuman jalur mandiri, dan aku pun agak mendingan dari rasa sedih dan pada saat itu adalah di bulan suci Ramadhan aku pun memperbanyak amalan ibadahku dan aku pun rajin membantu orang tuaku  dan setiap malamnya kami sekeluarga mendoakan agar aku bisa diterima di Universitas Gadjah Mada .

Pada saat aku menunggu–nuggu hasil terakhir yang aku harapkan ternyata temanku icha menanyakan nomor pesertaku dan temanku icha mengasih tau aku kalo aku diterima di universitas gadjah mada di jurusan teknik pertanian awalnya aku tidak percaya, dan akhirnya aku percaya aku pun menangis terharu dan aku pun langsung tidak sabar untuk melihat langsung dari internet dan ternyata benar aku diterima di Universitas Gadjah mada, aku pun langsung sujud syukur kepada Allah SWT dan kedua orang tuaku menangis terharu , mereka bangga karena aku bisa mencapai cita-cita ku yang sempat tertunda dan akhirnya aku pun langsung berangkat ke jogja dan aku sangat senang sekali bisa menggapi cita-cita apa yang ku inginkan sejak dulu.